Peran Anak Terhadap Orang Tua di Era Globalisasi Modern

oleh : M Bayu Ismail


Orang tua adalah wali yang dipilih oleh Tuhan untuk anak-anak mereka di dunia dan akhirat. Setiap anak yang menentang kebaikan orang tuannya berarti menentang Tuhan.” (Sr. Tom Callite)

             Dalam ajaran agama islam kita di ajarkan untuk selalu berbakti dan tidak boleh melawan perintah orang tua. Karena orang tua merupakan wakil Tuhan di dunia ini, di dalam hadist di sebutkan bahwa ridho Allah adalah ridho kedua orang tua, dan murka orang tua adalah murka Allah. Hadist tersebut menjelaskan bahwa pentingnnya untuk menjaga perasaan kedua orang tua kita dan selalu berbuat kepadannya, dan bila kita durhaka kepada kedua orang kita maka azablah yang akan mendatangi kita. Sudah banyak cerita dan peristiwa yang menunjukkan azab yang disebabkan karena durhaka kepada orang tua, contoh populernnya adalah maling kundang yang di kutuk menjadi batu karena tidak mengakui ibu kandungnnya.
            Menjadi orang tua, khususnnya seorang ibu tidaklah mudah. Ibu harus mempertaruhkan nyawannya untuk sebuah peristiwa yang penting yang menjadi permulaan manusia di dunia, tidak seorang tokoh besar pun yang tidak melewatkan momentum ini dalam hidupnnya. Kelahiran seorang anak sangatlah menjadi dambaan oleh kedua orang tuannya, yang diharapkan menjadi penerus kedua orang tuannya kelak yang bisa membanggakan ayah bundannya, menjadi anak sholeh dan selalu berbuat kebaikan tanpa pamrih serta menghindari permusuhan terhadap siapapun. Mungkin kita menjadi salah satu orang yang beruntung bisa lahir dengan keadaan sehat wal afiat dan bisa bisa menjumpai ayah dan bunda kita, tapi ada sebagian saudara kita yang kurang beruntung baik ketika lahir kemudian meninggal, cacat tubuh dan tak jarang ibu yang melahirkan meninggal dunia. kewajiban lain anak kepada orang tuannya adalah untuk selalu mencintai dan mendoakan mereka. Cara mengekspresikan rasa cinta dan sayangnya pun tiap orang berbeda pula. Ada yang mereka lakukan dengan cara dan gerakan fisik seperti ciuman dan pelukan, maupun dengan cara lain seperti do’a ataupun juga selalu berbuat baik dan tidak mengecewakan kedua orang tuannya.
Di masa kita kecil dahulu, ketika kita sakit orang tua merasa tidak tega melihat beban yang diderita anaknnya, mereka akan bilang kalau bisa sakit yang kau derita bisa dipindahkan ke dalam tubuh orang tuamu mereka sangat bersedia untuk itu, dan jika  mereka dapat menanggung rasa sakitmu, mereka akan melakukannya, jika uang bisa membeli solusi atau hiburanku mampu menyembuhkan luka yang paling nyeri, maka kau akan mendapatkannya. Hati orang tua akan pedih jika mereka tidak bisa menolongmu, sangat pedih lagi jika kau menangis sepanjang malam karena kau merasakan sakit dan itu membuatmu tidak bisa tidur, mereka kan selalu hadir untukmu dan jika tidak mereka akan selalu hadir disetiap doa yang mereka panjatkan dan di dengungkan ketika waktu sholat tiba.
Untuk itu apa timbal balik yang kau berikan kepadannya, ketika kemudian kita beranjak remaja menjadi seorang anak yang bandel yang mengikuti trend dan gengsi semata, ketika orang tuamu menyekolahkanmu di sekolah yang baik bahkan terbaik di kotamu dengan harapan menjadi orang baik. Tapi itu hanya harapan, dan harapan terkadang tidak seindah kenyataan. Tingkah lakumu membuat mereka sakit, malu, melihat anaknnya yang justru menjadi tidak tahu malu. Sejahat apapun tindakan yang pernah kamu lakukan dan bahkan menjadi seorang pembunuhpun orang tua mu akan selalu mendoakan yang terbaik untukmmu dan akan selaku mencintaimu di setiap saat dan waktu, dan jika boleh berharap dan mengajukan permintaan untuk anaknnya, mereka ingin melihat anaknnya membuat diri mereka berarti dan selalu berbuat kebaikan untuk hal apapun, tak perlu menjadi seorang anggota dewan terhormat tapi korupsi, tak perlu juga menjadi seorang jendral yang angkuh, dan tak perlu juga menjadi seorang hakim yang tak bisa membedakan mana yang benar dan salah, lebih baik menjadi seorang buruh, tukang becak, maupun kuli tapi terhormat tidak akan mengadaikan harga dirinya untuk melawan tuhan dan perilaku yang tak berperikemanusiaan.
Semakin anak mereka beranjak dewasa, semakin ia sering melihat orang tuannya dalam pikiran, benak, dan hatinnya dan mencoba menghadirkannya dalam setiap waktu dengan mengingat nasehat yang pernah mereka ucapkan. Tapi tumbuh dewasa tak ada artinnya bagi seorang ibu, anak tetaplah anak dan itu sudah menjadi hukum alam, walaupun mereka tumbuh besar dan tua, tapi bagi seorang ibu anak tidak akan tumbuh dewasa.
Semakin berkembangnnya ekonomi dan globalisasi di jaman modern membuat orientasi kebanyakan orang untuk mengejar uang dan profit. Ketika ia terlena dan tergoda dengan uang dan sibuk memikirkan bisnisnya mereka akan melupakan orang tuannya yang dulu telah mendidik, merawat, dan menyekolahkan mereka sehingga ia bisa menjadi sukses dan bisa mengurusi dirinnya sendiri. Mereka lupa ketika sakit siapa yang dengan tulus ikhlas merawat, siapa yang membuat makanan, atau bahkan juga mengantarkan ke sekolah dan menjemputnnya setiap hari.
Ketika berbicara tentang orang tua dan keluarga, uang bukan merupakan salah satu aspek yang diharapkan. Uang telah menjadi majikan yang membuat manusia selalu di buat tunduk dengannya. Uang seakan menjadi Tuhan kedua bagi  mereka para penyembah paham kapitalis dan hedonis. Uang telah membutakan mereka bukan hanya secara fisik namun juga buta terhadap jiwa dan hatinnya. Orang tua hanya berharap waktu, waktu luang agar selalu bisa bertemu dan berjumpa meskipun hanya untuk sekedar menyapa ataupun juga berkeluh kesah mengenai problem hidup yang rata-rata juga disebabkan karena uang.
            Ada sebuah peristiwa yang mana seorang nenek ditinggal di sebuah restoran oleh anaknnya tanpa sebab yang jelas yang akhirnnya nenek tersebut dibawa ke panti jompo oleh orang yang ada di tempat itu. Ada juga tentang seorang ibu yang digugat ke pengadilan oleh anaknnya karena masalah tanah dan rumah. Dijaman ini semakin banyak kasus anak durhaka terhadap orang tuannya, mereka melakukan hal-hal yang ketika dinalar itu tidak mungkin dan bahkan tidak akan pernah terjadi terhadap orang tua. Tapi kenapa persoalan itu terus berlanjut? Bukannya di dalam al-quran dan hadist sudah dijelaskan bahwa durhaka kepada orang tua akan se-segera mungkin di azab, bahkan di salah satu hadist disebutkan :

“Dari Abdullah bin 'Amr bin 'Ash RA, dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Dosa-dosa besar ialah mensekutukan Allah dengan sesuatu, durhaka kepada kedua orang tua, membunuh orang, dan sumpah palsu". [HR. Bukhari, di dalam Targhib wa Tarhib, juz 3, hal. 326]

Hadist tersebut menjelaskan Bahwa dosa durhaka terhadap kedua orang tua termasuk salah satu dosa besar dan tidak akan diampuni Allah sebelum anak tersebut memohon ampun dan orang tuannya mengampuninnya atas semua dosa yang pernah ia lakukan semasa hidupnnya.
Dalam menyikapi permasalahan tersebut pemerintah China sampai-sampai mengeluarkan sebuah amandemen yang memerintahkan agar semua warganya lebih sering mengunjungi orang tua mereka, dan jika mereka tidak melakukannya maka pemerintah China akan menyeret warganya itu ke pengadilan. Negara China yang notabene adalah negara dengan paham komunis yang kata orang merupakan sebuah negara yang atheis (tidak berTuhan) sangat menghormati dan menghargai peran dan jerih payah orang tua, karena mereka sadar jikalau tanpa orangtua mereka juga tidak akan pernah ada, dan juga ditambah dengan banyaknnya pengeluaran serta pengorbanan yang mereka lakukan baik itu harta dan jiwa demi buah hatinnya tercinta. Bagaimana dengan Indonesia?Indonesia yang notabene merupakan negara muslim terbesar didunia dengan jumlah mencapai ratusan juta penduduk pemeluk agama islam, tapi kenyataannya bahwa hal-hal semacam itu masih sering terjadi dan dijumpai di berbagai daerah di Indonesia.
Jangan jadikan orang tua seperti museum yang jarang dikunjungi, karena dia bukan benda antik dan benda sejarah. Jangan jadikan orang tua hanya untuk meminta uang saja tanpa ada timbal baliknnya, karena mereka bukan bank, dan jangan hanya menjadikan Orang tua sebagai tempat berkeluhkesah dan pelepas rindu karena mereka bukan hanya bisa sebagai seorang motivator tapi  mereka merupakan malaikat dan wakil Tuhan di dunia. Ketika salah satu dari kedua orang tua kita meninggalkan dunia ini, maka hilanglah sudah salah satu berkah hidup di dunia, kepada siapa lagi kita meminta didoakan, bukankah doa kedua orang tua itu dikabulkan? karena berkat doa dan kasih sayangnnya memudahkan hidup.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Regenerasi Badan Pengurus Harian Romansa El-Hakim Periode 2023/2024

Peringati Hari Amal Bakti ke-78 Kemenag RI, MAN 1 Yogyakarta Adakan Bersih-Bersih Tempat Ibadah

Ilmu Yang Bermanfaat